Lewat Moderasi beragama, MUI memiliki kapasitas besar untuk membantu terciptanya suasana aman dan damai di Indonesia ini. Islam sebagai agama yang sarat dengan sumber nilai ditempa oleh Tuhan sebagai agama pembawa ‘kedamaian”. Semua ajarannya tidak lepas dari maksud penciptaan kedamaian. Karenanya, jika ajaran Islam itu diamaklan secara benar dan kaffah maka akan terciptalah kedamaian di dunia ini (baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur). Sebaliknya, jika tafsir Islam itu diselewengkan, walau sedikit saja pun maka terbuka peluang untuk menjadi radikal. Kata “jihad” yang sesungguhnya adalah perjuangan penuh kesungguhan untuk menegakkan kebenaran dalam rangka izzul Islam wal muslimin, bisa menjadi “teror” di tangan orang pemilik tafsir Islam sesat dan keliru itu. Tidak heran kalau teroris itu pun melakukan peledakan bom bunuh diri untuk membunuh banyak orang dan menghancurkan lokasi tertentu, mereka maknai juga sebagai jihad, mereka berkata bahwa pelakunya adalah pengantin yang sudah ditunggu oleh bidadari di pintu sorga. MUI sebagai pemilik otoritas besar di Indonesia ini untuk menafsir Islam secara benar diduga sudah mulai diincar oleh terorisme. Diperkirakan, sekolah dan madrasah, bahkan pesantren pun sudah mulai disusupi oleh paham radikal dengan berbagai cara, mushalla dan mesjid sebagai tempat ibadah juga ingin dikuasasi, pemilik sorban, baju koko, dan jubah yang senantiasa berkhotbah dan berceramah di tengah masyarakat juga dikhawatirkan sudah acak dan bercampur dalam komunitas ustad dan kiyai. Khawatir kita kalau suatu ketika MUI sebagai benteng tangguh penegakan moderasi beragama di Indonesia ini juga akan diincar.
DOWNLOAD