Buku ini menyajikan persoalan-persoalan pendidikan yang terjadi di Lembaga Pendidikan Manba’ul ‘Ulum Cirebon yang terdiri dari beberapa penomena yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah penerapan konsep diri dan kontrol prilaku dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hasil yang didapat baik untuk penerapan konsep diri dan kontrol prilaku menunjukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan positif terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Selanjutnya dalam penerapan pendidikan berbasis karakter dalam pembentukan kepribadian holistik peserta didik di era 5.0 dapat disimpulkan penerapan pendidikan berbasis karakter mempunyai hasil yang signifikan positif dalam pembentukan karakter holistik peserta didik. Dalam penemuan lainnya tentang efektifitas penilaian autentik terhadap pembentukan karakter peserta didik ditemukan hasil besarnya Pengaruh Penilaian Autentik (Variabel X) Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik (Variabel Y) tergolong kuat atau tinggi dengan angka sebesar 0,797 atau 80%. Dalam bab selanjutnya bagaimana peran organisasi ikatan santri Manba’ul ‘Ulum Cirebon dalam meningkatkan soft skill diantaranya adalah; meningkatkan leadership, komunikasi, penyelesaian masalah, manajemen waktu, menyelesaikan konflik, dan kemandirian santri. Selanjutnya, dilihat dari implementasi kurikulum merdeka belajar yang diterapkan di Lembaga Pendidikan Manba’ul ‘Ulum Cirebon dengan menggunakan analisis SWOT dapat disimpulkan Pertama, dalam assessment penilaian sudah dilaksanakan dengan baik dalam implementasi kurikulum yang baik, namun masih adanya guru-guru yang melakukan assesment dalam bentuk penilaian angka saja. Kedua, kedepannya sistem kebijakan zonasi menjadi peluang dapat meningkatkan kualitas peserta didik daerah dengan baik. Yang terakhir adalah dibutuhkan evaluasi dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan kurikulum yang telah dilaksanakan. Bab lainnya membahasa tentang tingkat pemahaman nilai-nilai esoteris dalam upaya peningkatan kinerja guru di pondok pesantren di temukan hasil menunjukkan bahwa meskipun guru di Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum Kec. Sumber Kab. Cirebon memiliki keterbatasan dalam beberapa hal namun mereka sudah memiliki pemahaman nilai-nilai esoteris yang baik sehingga totalitas kinerja mereka meningkat. Bab selanjut membahas tentang sejauh mana tingkat pemahaman moderasi beragama pada tenaga pendidik di Pondok pesantren Manba’ul ‘Ulum. Hasil yang didapat adalahLangkah konkrit dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada generasi muda adalah melalui pendidikan agama di pondok pesantren sebagai dasar penyebaran pandangan-pandangan moderat sesuai dengan karakteristik umat Islam yang disebutkan dalam al-Qur’an yaitu ummatan wasatan (umat yang menjadi penengah di antara berbagai umat manusia). Dalam pembahasan lainnya dibahas tentang persepsi peserta didik Sekolah Mene ngah Kejuruan terhadap tindak pidana kekerasan seksual di Cirebon. Hasil dari penelitian ini adalah peserta didik mengetahui tentang tindak pidana kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan, serta ketentuan yang mengatur tentang tindak pidana kekerasan seksual, namun sebagian besar, peserta didik belum mengetahui tentang bentuk-bentuk kekerasan seksual itu sendiri. Penggunaan media elektronik sering dilakukan secara tidak bijak, digunakan untuk melakukan sikap yang bertentangan. Dalam bab selanjutnya membahas tentang tindak pidana kekerasan kepada santri dalam proses pembelajaran di pondok pesantren Manba’ul ‘ulum telah mengeluarkan peraturan bahwa tidak boleh ada tindak kekerasan dalam proses pembelajara santri. Hal ini perlu sebuah penyadaran paradigma, pikir dan aksi para ustadz dan seluruh santri yang ada di pesantren bahwa pemberian hukuman akan berdampak kepada santri baik hukuman ringan maupunohukuman berat, berupa bentakan, cubitan, pukulan, penggundulan rambut. Pengalaman mendapatkan hukuman dapat mempengaruhi kehidupan santri dimasa datang.
DOWNLOAD
