//Menguak Kuasa Bahasa, Metafora, dan Ideologi

Menguak Kuasa Bahasa, Metafora, dan Ideologi

Wacana diyakini memiliki kekuatan dan kedudukan yang sangat penting. Bagi pihak penguasa atau kelompok-kelompok superior, wacana (teks) menjadi alat kontrol yang paling ampuh. Sebagai media komunikasi, wacana menjadi kekuatan pendukung dan penyebar paling efektif dalam hegemoni kekuasaan. Teks yang diproduksi oleh penguasa atau politisi bukanlah teks yang netral dan objektif, melainkan sarat akan kepentingan dan ideologi tertentu. Kuasa bahasa merujuk kepada kekuatan atau pengaruh yang dimiliki oleh bahasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran, budaya, identitas, dan hubungan antar individu dengan masyarakat. Kuasa bahasa dalam wacana menunjukkan bahwa teks bukanlah entitas yang netral, tetapi dipengaruhi oleh pilihan bahasa, kepentingan, dan ideologi. Konsep analisis wacana kritis digunakan untuk melihat implementasi kekuasaan dalam teks dengan tujuan untuk memengaruhi perspektif dalam wacana, sedangkan konsep metafora digunakan menelusuri sistem dan pijakan ideologi dalam teks serta dapat mengklasifikasi perbedaan antara konsep dan ideologi pemroduksi teks. Objektifitas analisis wacana kritis dapat dilihat dampak hubungannya antara kekuasaan dan ketidakadilan dalam menciptakan problematika sosial seperti relasi kuasa dan ketidakadilan. Analisis wacana kritis bertujuan untuk memberikan pemberdayaan kepada kelompok subordinat atau kelompok tertindas dan termarginalkan. Kita harus memahami bahwa setiap teks yang diproduksi oleh kekuasaan dan berkaitan dengan kehidupan atau hajat hidup orang banyak, terdapat ideologi yang tersembunyi serta ada kepentingan yang diperjuangkan oleh pemroduksi teks.

DOWNLOAD

PRE-ORDER