Fenomena kehidupan atlet banyak menarik perhatian publik, baik sejak merintis karir pada masa-masa pembinaan usia dini, masa prestasi, hingga masa pensiun atau yang disebut dengan pasca menjadi atlet. Namun demikian, situasi yang paling mendapatkan sorotan masyarakat saat ini adalah fenomena kehidupan pada masa transisi karir pasca menjadi atlet. Pada masa ini, banyak mantan atlet nasional yang hidupnya sukses sehingga kehidupannya sangat layak dan sejahtera. Namun demikian, tidak sedikit juga mantan atlet nasional yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Dari sisi pengorbanan, mereka telah puluhan tahun terlibat dan menekuni olahraga sepakbola untuk meraih prestasi, bahkan mereka lebih mengutamakan latihan dan berkarir dibandingkan dengan menyelesaikan pendidikannya. Berdasarkan pada fenomena tersebut, penulis terdorong untuk mengkaji lebih mendalam mengenai siklus kehidupan para mantan atlet melalui penulisan kualitatif terhadap tiga orang responden para mantan atlet nasional sepakbola era tahun 1960-an hingga era tahun 2000-an. Fokus kajian adalah tentang proses adaptasi dengan transisi karir, peranan pendidikan terkait dengan kecakapan hidup, dan subjective well-being atau ‘rasa sejahtera’.
DOWNLOAD