Di tengah tantangan kehidupan sekarang, masyarakat adat Dayak Meratus di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah mewariskan pamali sebagai bagian aturan etika hidup dan kepatuhan terhadap sistem kepercayaan leluhur . Pamali dituturkan secara lisan, baik melalui upacara ritual maupun praktik keseharian oleh Balian, peramu obat, peladang, ketua adat, bidan beranak, maupun tokoh masyarakat dan anggota masyarakat lainnya. Beragam pengetahuan lokal terdapat dalam pamali, seperti pantangan yang berhubungan dengan perempuan hamil, melahirkan, anak-anak dan remaja, pernikahan, kematian, berhuma, memuai wanyi, tanda alam, buah-buahan, pengobatan, tempat tinggal, hutan, etika, sungai, berdagang, dan aruh. Fungsi Pamali dengan beragam tema ini bagi masyarakat adat Dayak Meratus menjadi bagian kontrol sosial dan praktik religi.
Terdapat petikan-petikan bernilai positif dalam pamali yang berhubungan dengan konservasi ekologi berlandaskan identitas komunitas masyarakat adat Dayak Meratus yang arif. Informasi ini sangat penting di tengah era modernitas di mana masyarakat dengan lingkungan tradisonalnya begitu rentan akan eksplotasi sumber daya alam dan bergesernya etika kesantunan terhadap diri, dan lingkungan. Jika terus dipraktikkan, maka keseimbangan ekologi menjadi terjaga, sebab kepatuhan yang dilakukan akan mampu menjaga mekanisme individu dengan dirinya, individu dengan individu lainnya, Individu dengan lingkungan sekitar beserta mahluknya, dan hubungan dengan hal-hal yang bersifat spritual. Dengan demikian, kelestarian pamali akan mendukung penguatan memori kolektif masyarakat Dayak Meratus sebagai wujud tradisi lisan yang secara perlahan dapat saja hilang dalam ingatan zaman.
Penulis : Rissari Yayuk | Jahdiah | Derri Ris Riana | Dessy Wahyuni | Eka Suryatin | Dede Hidayatullah | Ery Agus Kurnianto | Suwardi Endraswara
Editor : Setia Budhi
Halaman Buku : 151
DOWNLOAD
PRE-ORDER | Rp. 60.000









