//Menjaga Harapan Di Ujung Sunyi: Model Pencegahan Ide Bunuh Diri untuk Remaja di Gunungkidul

Menjaga Harapan Di Ujung Sunyi: Model Pencegahan Ide Bunuh Diri untuk Remaja di Gunungkidul

Buku ini mengangkat fenomena ide bunuh diri pada remaja di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satu wilayah di Indonesia yang mencatat tingkat kejadian bunuh diri tertinggi secara nasional. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2019, bunuh diri merupakan penyebab kematian keempat terbesar di dunia pada kelompok usia 15–29 tahun. Di Indonesia, angka kematian akibat bunuh diri relatif stabil di kisaran 2,4 per 100.000 penduduk (2014–2022), namun kasus di Gunungkidul menunjukkan dinamika yang khas, dari 33 kasus pada tahun 2019 menjadi 22 kasus pada tahun 2023, yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, psikologis, serta mitos lokal pulung gantung yang masih kuat diyakini sebagian masyarakat.

Berangkat dari realitas tersebut, buku ini menelusuri hubungan antara kesepian (loneliness), resiliensi (resilience), dan dukungan sosial (social support) terhadap munculnya ide bunuh diri pada remaja sekolah menengah di wilayah perdesaan Gunungkidul. Melalui pendekatan kuantitatif dengan analisis jalur (path analysis), studi menemukan bahwa kesepian memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ide bunuh diri, sedangkan resiliensi dan dukungan sosial berperan sebagai faktor protektif yang menurunkan risiko tersebut. Resiliensi, yang mencakup kemampuan mengatur emosi, berpikir optimis, dan beradaptasi dalam tekanan, menjadi perantara penting yang menguatkan daya tahan psikologis remaja. Sementara itu, dukungan sosial dari keluarga, teman sebaya, dan guru memperkuat rasa memiliki serta mengurangi efek destruktif dari kesepian dan perasaan tidak berdaya.

Dengan berpijak pada teori-teori besar seperti Psychache Theory (Shneidman), Interpersonal Theory of Suicide (Joiner), dan konsep integrasi sosial Durkheim, buku ini menawarkan model intervensi psikologis berbasis komunitas sekolah sebagai strategi pencegahan yang partisipatif, kultural, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar penelitian, buku ini adalah ajakan untuk membangun kesadaran kolektif bahwa setiap remaja berhak mendapatkan ruang untuk tumbuh, didengar, dan berharap kembali.

Penulis :  Sulistyo Budiarto, S.Psi., M.A. | Haniek Farida, S.Pd.I., S.Psi., M.Si. | Dra. Siti Hafsah Budi Argianti, S.Psi., M.Si.

Halaman Buku : 141

DOWNLOAD

PRE-ORDER | Rp. 58.000