Pertumbuhan kota dan perkembangan industri yang mengikutinya telah mendorong timbulnya kesadaran dan pengertian adanya hubungan timbal balik antara pencemaran, kesehatan umum dan lingkungan. Pengetahuan mengenai dampak pencemaran terhadap kesehatan masyarakat berkembang terus, baik secara langsung melalui pemakaian suatu bahan tertentu atau secara tidak langsung melalui rantai makanan. Misalnya pencemaran udara berpengaruh buruk terhadap paru-paru, kulit dan mata manusia, serta berpengaruh negatif terhadap hewan dan tumbuhan. Kota Semarang sebagai kota propinsi dan industri mempunyai mobilitas yang tinggi di mana angka peningkatan jumlah kendaraan bermotor rata-rata per tahun mencapai 5 – 9 %. Pertumbuhan kendaraan di Kota Semarang berpotensi besar terhadap pencemaran udara yang akan memberikan efek terhadap kesehatan. Pencemaran udara yang terjadi akibat transportasi terhadap gangguan fungsi paru banyak dialami oleh para pekerja yang berada di sepanjang jalan, salah satunya pedagang kaki lima. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk mengetahui perbedaan kapasitas fungsi paru pada pedagang kaki lima berdasarkan kadar debu total ambien di Jalan Nasional Kota Semarang. Buku ini akan membahas secara mendalam mengenai pencemaran udara dan dampaknya bagi Kesehatan manusia.