Sastra itu sering menggarap fenomena yang aneh-aneh. Fenomena sekeliling kita, banyak fakta yang membutuhkan pengamatan. Mengamati fenomena yang kurang terduga itu sama halnya sedang menonton keunikan hidup. Fenomena yang asing, minor, minir, serta tak biasa justru menggoda para peneliti fenomenologi sastra. Daya pengamatan manusia memang terbatas. Sering manusia menonton hanya dengan mata saja. Padahal, sesungguhnya seluruh fenomena hidup ini membutuhkan kepekaan panca indera, bahkan juga indera keenam. Buku ini berupaya memberikan rambu-rambu awal, bagaimana seharusnya meneliti fenomena sastra secara fenomenologis. Fenomena sastra itu sebuah bungkusan estetis, karenanya memerlukan sebuah kesadaran tingkat tinggi. Kepekaan manusia terhadap teks, konteks, ruang, akan menggiring peneliti mampu memaknai teks sastra secara komprehensif. Fenomenologi sastra adalah perspektif memahami sastra dengan cara memperhatikan, mengamati, menonton, menggarap, mengolah, dan mengkreasi fenomena. Fenomena itu melahirkan teks dan konteks sastra. Semoga buku ini bisa membuka cakrawala penelitian sastra terbaru. Paling tidak beragam fenomena yang saya sajikan, akan memberikan pancingan bagi peneliti fenomenologi sastra.