Terjemahan Al-Qur’an –sebagaimana tafsir– memiliki posisi yang strategis dalam mengkontruksi pemahaman masyarakat. Karena melalui terjemahanlah masyarakat yang tidak memahami bahasa Arab dengan baik dapat menggali ajaran-ajaran kitab sucinya. Di sisi lain, melalui pemahaman yang dimilikinya, penerjemah berbagi bermacam nilai, keyakinan dan asumsi. Dengan demikian, terjemahan dapat menjadi sarana efektif untuk menuangkan kepentingan ideologi penulisnya ke dalam teks terjemahan. Buku ini menunjukkan bagaimana ideologi wasatiah mewarnai dan memengaruhi terjemahan Al-Qur’an karya Quraish Shihab. Selain itu juga menjelaskan mengapa ideologi tersebut yang dipilih sebagai ideologi terjemahannya. Hal ini membuktikan hipotesis bahwa bahasa tidak lahir dari dan masuk ke ruang kosong (vacuum). Bahasa bukan sekadar sistem bunyi, sistem tata bahasa dan sistem makna untuk menyampaikan maksud pengarangnya, tetapi lebih luas sebagai sarana penyampaian dan peneguhan ideologi pengarangnya. Bahasa pada dirinya mengandung teks dan konteks yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa sebagai pembentuk sekaligus refleksi dari ideologi dianggap sebagai perangkat paling penting dalam menangkap dan mengorganisasikan pesan Tuhan dalam bentuk karya terjemahan. Karena itu, di balik terjemahan sesungguhnya “tersembunyi” ideologi penerjemah.
DOWNLOAD