Etalase demokrasi Indonesia memperlihatkan dinamika fleksibilitas pasca reformasi. Reproduksi kekuasaan melalui pemilu baik Pemilihan Presiden, Kepala Daerah Provinsi Kabupaten/ Kota maupun pemilihan legislative pusat dan daerah. Harapan akan lahirnya kepemimpinan Politik yang baik atau berintegritas merupakan salah satu tujuan akhir dari proses pemilihan berlangsung. Kepemimpinan Politik yang berintegritas sangat dipengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap penyelenggara baik dari aspek integritas maupun kredibilitas. serta derajat keterbukaan, kebebasan berkonpetisi secara adil maupun transparansi dalam penghitungan suara yang menjadi fondasi bagi regim penyelenggara dalam mewujudkan pemilu yang bermartabat. Kekhawatiran publik terhadap proses rotasi kekuasaan secara periodik melalui pemilu tersebut memilik alasan yang kuat ditengah praktek oligarki yang hingga kini diduga masih membajak sebahgian infrastruktur politik ( partai politik) maupun proses pemilihan oleh berbagai aktor strategis yang memiliki sumber daya ( finansial ) untuk mempertahankan keberlangsungan sumber daya yang dimiliki maupun ekspolorasi sumber baru untuk kepentingan individu maupun kepentingan kelompok melalui dominasi dan jejaring relasi kuasa. Berbagai faktor yang menjadi pelumas keberlangsungan oligarki yang kian mendaptkan ruang akrobatikya baik pada aspek pemilih seperti faktor ekonomi, pendidikan dan budaya. Pada aspek kelembagaan partai oligarki menguat karena, dominasi elit dalam pengambilan keputusan strategis di internal partai, ambang batas pencalonan kandidat dan kerangka hukum yang lemah merespon praktek oligarki dalam penyelenggaraan pemilu. Dibutuhkan politik gagasan, pendidikan politik yang baik untuk meminimalisasi politik uang, golput maupun praktek oligarki. Partai politik sebagai sarana reproduksi elit strategis memiliki kewajiban untuk mewujudkan pemimpin politk yang genial salah satunya melalui talent scouting political elite.
DOWNLOAD