Perubahan paradigma pelayanan kesehatan yang menekankan upaya promotif dan preventif dengan memberdayakan masyarakat. Dalam mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat, Kementrian Kesehatan telah mengintegrasikan Pelayana Kesehatan Tradisional (Yankestrad) ke dalam pelayanan kesehatan konvensional. Sejalan dengan pemanfaatan rimpang sebagai obat-obat trandisional. Budaya kembali ke alam (back to nature) menyebabkan pengobatan berbasis tanaman obat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tanaman obat merupakan tanaman dengan memiliki khasiat yang bersumber dari akar, daun, bunga, biji, buah dan kulit kayu. Pasca Covid-19, masyarakat tetap mengkonsumsi obat-obat tradisional untuk menjaga kesehatan. Untuk mengoptimalkan tanaman rimpang supaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka perlu sebuah kelembagaan yang dapat mengolah tanaman rimpang tersebut menjadi produk yang siap dikonsumsi sebagai obat tradisional, kelembagaan tersebut berupa Kelompok Wanita Tani (KWT). Keterampilan KWT dalam mengelola Sistem Agro Bisnis Rimpang (Pendekatan Nilai Tambah Biofarmaka) harus dilakukan dengan baik mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya farming, panen dan pasca panen, serta pemasaran hasil produk. Buku ini menguraikan lima Bab seperti gambaran umum biofarmaka budidaya forming rimpang, panen dan pasca panen, nilai ekonomi rimpang, dan produk olahan rimpang jahe.
DOWNLOAD