Paradoks Hedonis menyatakan bahwa mengejar kebahagiaan atau kesenangan secara langsung justru menghalangi pencapaiannya. Kebahagiaan sejati datang sebagai efek samping dari melakukan hal-hal bermakna yang lebih besar dari diri kita sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa melakukan tindakan altruistik, seperti sukarela atau membantu orang lain, menghasilkan kebahagiaan yang lebih langgeng daripada kegiatan yang hanya bertujuan mengejar kesenangan pribadi. Kaum hedonis yang terus-menerus mengejar kesenangan lewat konsumsi materi dan pengalaman mewah seringkali menemukan bahwa kebahagiaan yang didapat bersifat sementara dan cepat memudar, memaksa mereka untuk mencari sumber kesenangan baru secara berkelanjutan. Sebaliknya, tindakan kebaikan dan membantu orang lain terbukti meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tahan lama. Studi oleh Thoits dan Hewitt (2001) dan Boehm dan Lyubomirsky (2006) menunjukkan bahwa tindakan altruistik meningkatkan kebahagiaan lebih signifikan dan berkelanjutan dibandingkan dengan mengejar kesenangan pribadi. Ini mengindikasikan bahwa mengejar kebahagiaan dengan cara tidak langsung melalui kegiatan bermakna dan sosial lebih efektif dibandingkan dengan mengejar kesenangan secara langsung. Pandangan Aristotelian tentang eudaimonia mendukung pandangan ini, menyatakan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari menjalani hidup yang penuh kebajikan dan tujuan, bukan dari kesenangan sementara. Hedonisme dalam pemasaran juga mencatat bahwa konsumen yang mencari pengalaman hedonis sering kali merasa senang hanya sementara dan perlu terus mencari stimulus baru untuk mempertahankan kebahagiaan. Mengingat konteks pasca-pandemi, peran keluarga, terutama ibu sebagai kepala keluarga, menjadi sangat penting dalam mengendalikan perilaku hedonis remaja. Ibu diharapkan dapat memberikan contoh positif, mengatur pola komunikasi yang efektif, dan menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung pembentukan karakter yang sehat. Penekanan pada pendidikan nilai dan pembentukan karakter yang kuat menjadi kunci dalam mengatasi tantangan perilaku hedonisme pada anak remaja di era digital ini. Melalui pendekatan holistik, buku ini menawarkan panduan praktis bagi keluarga dalam membentuk karakter remaja yang sehat dan menjaga kesejahteraan keluarga, serta mengelola dampak perilaku konsumtif yang berlebihan terhadap lingkungan dan finansial.
DOWNLOAD