//Relasi Gender dalam Keluarga Buruh Tani Perempuan

Relasi Gender dalam Keluarga Buruh Tani Perempuan

Buku “Relasi Gender dalam Keluarga Buruh Tani Perempuan” membahas secara mendalam dinamika relasi gender dalam keluarga buruh tani perempuan. Buku ini berfokus pada bagaimana norma-norma sosial dan budaya mempengaruhi peran gender dan dampaknya terhadap kesejahteraan perempuan buruh tani. Pada Bab I, peran ganda perempuan sebagai pekerja pertanian dan pengelola rumah tangga dijelaskan melalui Teori Peran (Role Theory) dari Bruce J. Cohen. Ekspektasi sosial yang mengharuskan perempuan menjalankan peran domestik dan pertanian sekaligus seringkali tanpa dukungan memadai dari anggota keluarga laki-laki mengakibatkan beban kerja berlebihan, kelelahan fisik, dan stres psikologis. Bab II membahas pembagian kerja dalam sektor domestik dan pertanian yang menunjukkan ketidakadilan mendalam. Perempuan bertanggung jawab atas berbagai pekerjaan rumah tangga dan pertanian yang menuntut fisik, namun kontribusi mereka sering kurang dihargai. Teori Pembagian Kerja (Division of Labor) dari Émile Durkheim digunakan untuk menganalisis bagaimana masyarakat mengorganisasikan tugas-tugas ini untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan ketidaksetaraan gender signifikan. Pada Bab III, pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam pekerjaan pertanian sering kali minim, baik dalam konteks pribadi, hukum, maupun sosial. Perbedaan upah yang mencolok antara laki-laki dan perempuan mencerminkan diskriminasi struktural dan sosial, yang dianalisis melalui Teori Pengakuan Sosial (Social Recognition) dari Axel Honneth. Bab IV mengeksplorasi dampak negatif dari beban kerja ganda terhadap kesejahteraan fisik dan mental perempuan buruh tani. Akses terhadap lahan, kredit, dan teknologi pertanian sangat terbatas, memperkuat ketidaksetaraan ekonomi dan sosial. Teori Kapital Sosial dan Ekonomi (Social and Economic Capital) digunakan untuk menjelaskan bagaimana akses terhadap sumber daya ekonomi mempengaruhi kesejahteraan perempuan. Bab V menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan, seperti pendidikan dalam keluarga dan pengaruh budaya serta tradisi. Teori Budaya dan Tradisi serta Teori Partisipasi Sosial menganalisis bagaimana norma-norma tradisional dan patriarkal membatasi peran perempuan dalam masyarakat, sementara pendidikan dan pemberdayaan perempuan menjadi kunci untuk mengubah norma-norma sosial yang membatasi dan memperkuat posisi ekonomi perempuan. Kesimpulannya, buku ini mengungkapkan bahwa ketidaksetaraan gender dalam pengambilan keputusan, pembagian kerja, dan upah memperlihatkan hambatan struktural yang menghalangi perempuan mencapai potensi penuh mereka. Temuan ini menekankan pentingnya perubahan budaya, pendidikan, dan kebijakan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dalam sektor pertanian dan kehidupan keluarga. Dengan analisis kritis dan rekomendasi praktis, buku ini memberikan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan aktivis yang bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di daerah pedesaan Indonesia. Buku ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang dinamika gender dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

DOWNLOAD

PRE-ORDER