Siswa tidak memiliki tata bahasa dan mengenal kesantunan berbahasa secara lengkap dengan semua kaidahnya secara tiba-tiba dalam otaknya. Inti dari kesantunan berbahasa adalah etika dalam bersosialisasi di masyarakat dengan penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang baik secara santun, dengan memperhatikan di mana, kapan, kepada siapa, dan apa tujuannya. Kesantunan berbahasa diperoleh siswa secara bertahap dan berkesinambungan. Pemerolehan kesantunan berbahasa siswa merupakan suatu rangkaian kesatuan yang dimulai dengan ujaran yang sederhana seperti sapaan hingga mencapai ujaran kalimat santun yang lebih rumit. Model Pajanan Pemerolehan Kesantunan Berbahasa Siswa ini dimaksudkan untuk bisa menjadi acuan bagi guru-guru sekolah dasar (SD) dalam melaksanakan pembelajaran kesantunan berbahasa di kelas. Model ini dibuat berdasarkan kerangka kerja pembelajaran yang berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami konsep kesantunan berbahasa melalui learning by doing, sehingga diharapkan pembelajaran lebih bermakna dan melekat dalam benak siswa. Model ini tidak dimaksudkan menggantikan sumber belajar yang ada, melainkan sebagai pendukung dan penguatan sumber belajar, dalam hal ini terkait kesantunan berbahasa pada muatan bahasa Indonesia. Model pajanan ini juga digunakan untuk memfasilitasi guru-guru SD dalam memahami konsep dan praktik dalam pemerolehan kesantunan berbahasa siswa.
DOWNLOAD